Cari Blog Ini

Selasa, 25 April 2023

The Marke(T)hinks: Pt 1. It is called about the marketing

 

Gambar: Pinterest(Redesign Andrye Hermawan)

Berpikir mengenai market untuk pemasaran merupakan sebuah elemen krusial penentu keberhasilan akan bisnis sekalipun pada tingkatan institusi, organisasi, kelompok, dan individu. Domain pemasaran dari waktu ke waktu terus mengalami pengembangan hingga perluasan. Kontribusi dan peran dalam berpikir mengenai market untuk pemasaran menjadi signifikan dalam kebertahanan situasi, kondisi dan supremasi. Dinamika tersebut menghadirkan dampak diantaranya keberagaman perspektif, cara, dan rencana.

Dengan menarik hal tersebut, maka mulanya kita akan membahas tentang marketing. Marketing dalam pergeseran waktu mengalami perkembangan bahasan semula hanya bertitik terhadap ekonomi, kini menjadi suatu disiplin ilmu praktik hingga teori. Marketing sendiri berasal dari Bahasa Inggris pertama kali mencuat tahun 1561, kemudian terjadilah sebuah perkembangan pesat pasca revolusi industri abad ke-18 dan 19 dengan muncul konsep marketing modern. Penandaan tersebut terlihat dari perubahan sosial atas dorongan teknologi serta keilmuan, maka seperti kebanyakan industri telah memproduksi dengan sistem masal. Namun pemasaran dikala itu masih terbilang cukup langka sehingga sebagai produsen mampu menjual barang produksi dengan berstatus selama mereka masih bersedia menjualnya. Pada akhirnya, fokus pemasaran pada era revolusi modern tersebut terhadap distribusi hingga pengembangan produksi untuk lebih menekankan biaya yang keluar. Kemudian masuk ke abad 20 tepatnya melewati masa perang dunia ke-2 periode 1 September 1939 – 2 September 1945, kompetisi berbisnis menjadi lebih kompetitif tensi lebih meningkat termasuk fokus mulai berpindah dari produksi ke selling atau penjualan. Media massa sebagai pilihan bahan promosi, penentuan merek dagang, berkomunikasi menjadi sebuah keharusan/kepentingan organisasi demi memasarkan produk sebanyak mungkin serta untuk dikenal khalayak dan berlandas semua atas dasar kebutuhan masyarakat yang sudah mulai meningkat.

Kendati demikian, seiring pergeseran waktu maka perkembangan definisi marketing itu sendiri pun ikut terjadi. Crosier, K. (1975) compiled a list of fifty different definitions of marketing in the literature, but there are underlying principles which can be classified into three distinct elements (Webster, 1992). Crosier tahun 1975 menelaah definisi marketing mencapai lebih dari 50 ditulis melalui artikel berjudul “What exactly is marketing?” yang mengelompokan ke dalam tiga jenis, utamanya yaitu pemasaran didefinisikan sebagai proses, konsep/filosofi, dan orientasi. Sedangkan, AMA (American Marketing Association) yang dibentuk pada tahun 1937 (86 tahun yang lalu) semulanya penggabungan atas dua organisasi terdahulu yaitu National Association of Marketing Teachers dan American Marketing Society menawarkan sebuah definisi baku mengenai pemasaran pada tahun 1935 teruntuk akademisi serta praktisi. Dikatakan bahwa definisi pemasaran adalah “sebagai kinerja aktivitas bisnis yang mengatur aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen “. Selanjutnya, pada tahun berbeda AMA mencoba untuk menelaah apa yang mereka coba definisikan tentang marketing, alhasil tahun 1960 memutuskan untuk tidak terjadi perubahan, melainkan mereka mencoba me-revisi ulang pada tahun 1985. Menyatakan marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individual dan organisasi. Setelah masuk kepada abad 20 mengingatkan kepada kompetisi berbisnis menjadi lebih kompetitif, serta tensi lebih meningkat termasuk fokus mulai berpindah dari produksi ke selling atau penjualan termasuk pemanfaatan media massa, merek, dan cara komunikasi. Maka disini AMA bertindak untuk meredifinisikan kembali tentang pemasaran yaitu “fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para stakeholder-nya” pengumuman yang dilangsungkan pada saat acara AMA Summer Educators’ Conference di Boston, Agustus 2004. Perubahan terjadi atas dasar masukan dari para praktisi, akademisi, dan pemasar dunia. Namun tak terlepas menjadi bahan kritikan, seperti terlihatnya sebuah pergeseran cara pandang atau paradigma semulanya pertukaran (exchange) menjadi penciptaan nilai (value creation). Ditambah adanya penyempitan fokus, dimana kecenderungan terhadap hal bersifat manajerial dan abai terhadap dampak luas pemasaran teruntuk masyarakat, maka definisi tersebut terlihat seolah utamanya terhadap praktik manajemen bukan malah dinilai sebagai suatu fenomena sosial yang lebih luas.

0 Comments:

Posting Komentar